Kamis, 27 November 2014

MENGEMBALIKAN FUNGSI TONGKAT DAN BORGOL


 

Entah sejak berapa lama, tongkat dan borgol tidak melekat di tubuh anggota polisi. Padahal tongkat dan borgol merupakat atribut wajib saat mengenakan pakaian dinas. Kini polisi kembali memfungsikan tongkat dan borgol.
Tongkat dan borgol bukanlah hiasan di tubuh polisi. Keduanya memiliki fungsi pertahanan maupun saat menyerang.
Namun, telah lama kedua benda itu digeletakkan saja. Kini ada instruksi resmi dari Mabes Polri, tongkat dan borgol wajib dibawa, bahkan harus melekat di tubuh anggota saat berdinas. Saat ini, ketika Anda melihat polisi terutama Polantas, pasti terdapat tongkat dan borgol di tubuhnya.
"Saya pernah mendapatkan anggota yang tidak bawa tongkat, saya suruh pulang untuk ambil tongkatnya," kata Kasatlantas Polrestabes Surabaya AKBP Raydian Kokrosono, Kamis (20/2/2014).
Saat ini tongkat dan borgol wajib dibawa polisi berseragam. Namun tidak hanya sebagai pajangan, melainkan harus difungsikan sebagaimana mestinya.
"Tongkat dan borgol itu menunjang kinerja kepolisian, bukan sebagai pajangan. Ini sebagai upaya untuk profesionalisme polisi," kata Raydian.
Karena itu, saat ini kepolisian mulai mengoptimalkan kembali fungsi keduanya. Anggota polisi kembali diajarkan untuk menggunakannya.
Di kepolisian terdapat gerakan-gerakan dalam memanfaatkan tongkat dan borgol. Terdapat drill tongkat dan senam borgol.
"Latihan drill tongkat dan senam borgol akan rutin kita berikan pada anggota dua minggu sekali secara bergiliran," kata Raydian.
Gerakan itu bukan hanya sekedar menggerakkan tubuh, namun ada fungsi bertahan dan menyerang.
Seperti di Satpas Colombo, anggota Satlantas Polrestabes Surabaya dilatih drill borgol. Sebanyak 13 anggota Polantas diajarkan kembali gerakan-gerakan drill tongkat.
"Pelajaran ini sebenarnya sudah ada ketika pendidikan, namun memang jarang digunakan," kata Raydian.
Menurut mantan Kepala SPKT Polda Jatim itu, nantinya mereka menjadi instrukstur untuk melatih pada anggota-anggota Satlantas lainnya. Awal dikembalikannya fungsi tongkat dan borgol, banyak anggota yang lupa dengan gerakan itu.
Ipda Sugiyanto instruktur drill tongkat mengatakan, banyak anggota yang lupa gerakan.
"Awal-awal memang lupa, setelah beberapa kali diajarkan, mereka kembali ingat gerakan itu saat masih di pendidikan," kata Sugiyanto.
Menurut Sugiyanto, terdapat 24 gerakan jilid pertama dan 20 gerakan jilid dua. Jilid pertama digunakan untuk pertahanan, sedangkan jilid dua untuk menyerang.
Sugiyanto menjelaskan, khusus di lantas dalam drill tongkat digunakan untuk menindak pelaku kriminal. "Ini digunakan untuk pelaku kriminalitas, bukan pelanggaran lalu lintas,"  kata Sugiyanto.
Dalam drill tongkat, juga terdapat pelatihan saat perkelahian antara pelaku kriminal dengan polisi. Gerakan-gerakan perkelahian untuk melumpuhkan pelaku, merupakan kombinasi dari 24 gerakan jilid satu dan 20 jilid 2.
"Kalau berkelahi juga ada jurusnya, tidak ngawur. Gerakannya ya drill tongkat itu. Gerakan ini digunakan untuk melumpuhkan pelaku kriminal," kata Sugiyanto.
Bahkan nantinya drill tongkat ini rencanaya diperlombakan di tingkat Polrestabes Surabaya. Tidak hanya Satlantas, namun fungsi lainnya seperti Satreskrim, Intelkam, Sabhara, dan fungsi lainnya, juga diajarkan untuk drill tongkat.urabaya.tribunnews.com/2014/02/20/polisi-kembalikan-fungsi-tongkat-dan-borgol

PENGENALAN FUNGSI BORGOL



Security merupakan satuan pengamanan swakarsa yang mengantongi surat izin dari Polri. Untuk itu, security dituntut bekerja sesuai tugas dan fungsi kontrolnya dalam mengamankan dan menciptakan situasi yang kondusif di lingkungan tempat mereka bertugas.

Salah satu upaya mendapatkan keunggulan bibit security yang handal dan profesional, hendaknya security tidak hanya di bekali dengan pelatihan fisik saja. Melainkan, pelatihan dan pembekalan borgol atau lebih di kenal dengan istilah  teknik Drill borgol, wajib mereka kuasai.

Akan tetapi, sebelum kalian mengenal teknik borgol untuk mempelajarinya , ada baiknya mengenal secara mendetail pengertian dari borgol itu sendiri. Borgol – panggilan benda  yang kita sering ucapkan ini, merupakan alat penahanan yang di rancang khusus  untuk menyatukan kedua pergelangan tangan seseorang. Borgol bentuknya terdiri dari dua gelang yang dihubungkan dengan rantai pendek. Artinya, setiap gelang dapat di buka dan di tutup dengan kunci.

Pemborgolan biasanya dilakukan untuk mencegah seseorang melarikan diri dari tahanan. Sedangkan, jenis borgol itu tidak hanya borgol tangan saja, melainkan ada bermacam-macam, seperti borgol kaki, borgol tangan yang memiliki borgol jempol, dan lain-lain.

Borgol dapat di buat dari baja tahan karat, baja karbon, alumunium atau polimer. Namun, sekarang ini ada borgol yang terbuat dari plastik yang ringan atau yang terkenal dengan istilah Flexicuffs. Dan biasanya borgol tersebut dapat di bawa dalam jumlah yang sangat besar oleh polisi huru-hara guna sebagai menangani protes dan kerusuhan.
 
Selain itu, beberapa maskapai penerbangan juga sekarang menyertakan borgol dalam penerbangannya, borgol plastik untuk menahan penumpang yang membuat onar atau tersangka pelaku terorisme

EVAKUASI KEBAKARAN

Kebakaran adalah suatu peristiwa/musibah yang kerap terjadi di temukan,terutama di lokasi/daerah padat penduduk,Tidak menutup kemungkinan kabakara juga sering terjadi di gedung-gedung perkantoran,yang nota bene memiliki jalur evakusai yang sulit di terjang.Dalam hal ini banyak manajemen gedung itu sendiri mempersiapkan beberapa alat pemadam Kebakaran,dari Hydrant,Apar,dan banyak yang lainnya.Untuk Prosedur jika terjadi Kebakaran maka ada beberapa hal yang harus dilakukan  antara lain :
Ikuti petunjuk di bawah ini.
  1. Pergi ke panel hydrant terdekat dan pecahkan kaca bertanda "Break Glass Here."
  2. Beri tahu pihak keamanan dan informasikan lokasi kebakaran.
  3. Berusaha memadamkan api menggunakan APAR. (Catatan: selang kebakaran hanya boleh digunakan oleh pihak pemadam kebakaran).
  4. Jika tidak dapat dipadamkan, tutup semua pintu menuju ke lokasi kebakaran, beri tahu situasinya kepada pihak keamanan dan mulai prosedur evakuasi.
  5. Jangan menggunakan lift dan jelaskan situasinya bila petugas pemadam kebakaran tiba.
Jika mendengar tanda alarm terus menerus
  1. Tetaplah tenang.
  2. Amankan semua dokumen-dokumen penting.
  3. Matikan dan lepaskan semua peralatan listrik.
  4. Dengarkan baik-baik pengumuman yang disampaikan facility management melalui pengeras suara dan ikuti petunjuk yang diberikan oleh floor warden.
  5. Jika kebakaran tidak dapat dikuasai, tutup semua pintu ruang yang terbakar dan segera tinggalkan tempat tersebut melalui tangga darurat terdekat. Jangan menggunakan lift.
Prosedur Evakuasi
  1. Jika mendengar bunyi alarm secara terus menerus dari kotak hydrant, floor warden akan segera memberikan petunjuk evakuasi/pengungsian.
  2. Jangan panik, berjalanlah dengan cepat menuju tangga darurat terdekat. Jangan menggunakan lift.
  3. Jangan menghalangi orang lain yang masuk ke tangga darurat dari lantai di bawahnya.
  4. Jangan kembali untuk mengambil barang-barang jika sudah berada dalam tangga darurat atau keluar dari gedung.
  5. Floor warden bertanggung jawab dalam melakukan prosedur evakuasi.
  6. Semua orang yang dievakuasi harus langsung menuju titik kumpul sampai ada petunjuk selanjutnya.
  7. Instruksi untuk kembali ke gedung diberikan oleh facility management setelah keadaan dinyatakan aman.
Gempa Bumi
  1. Berada di bawah meja yang dapat memberikan keamanan serta udara yang cukup.
  2. Carilah kolom bangunan atau lorong yang memungkinkan tidak terdapat benda-benda yang dapat roboh di area kerja Anda.
  3. Tangga darurat gedung adalah area yang paling aman dari reruntuhan.
  4. Jauhkan diri dari jendela, rak buku, lampu atap, tempat file dan barang-barang berat lain yang dapat jatuh dan melukai Anda.
  5. Jika Anda berada dalam lift, usahakan segera keluar dari lift.
  6. Tunggu sampai ada instruksi selanjutnya dari pengelola gedung.
  7. Tetap tenang/jangan panik
  8. Jangan menggunakan lift
  9. Jika Anda berada di luar, jauhi gedung.
Pengobatan Darurat
  1. Karyawan harus menghubungi pihak keamanan untuk memberitahukan adanya korban.
  2. Karyawan sebaiknya memberikan informasi seperti di bawah ini:
  3. Nama, jenis kelamin dan perkiraan umur korban.
  4. Lokasi keberadaan korban.
Floor Waden
  1. Floor warden ditunjuk oleh facility management (peraturan K3).
  2. Diperlengkapi dengan bendera, peluit dan handy talky.
  3. Memberitahukan kepada seluruh karyawan mengenai lokasi jalan keluar.
  4. Jika ada perintah evakuasi, menjamin seluruh karyawan meninggalkan gedung dengan menggunakan tangga darurat dan berkumpul di lokasi yang telah ditentukan.
  5. Memiliki daftar karyawan terbaru untuk keperluan absensi pada saat evakuasi.
  6. Memastikan semua staf di bawah tanggung jawabnya, mengerti prosedur evakuasi dan letak lokasi berkumpul yang dituju pada saat evakuasi.
  7. Memastikan tidak ada penghalang apapun pada tangga darurat.
  8. Memprioritaskan bantuan kepada wanita hamil, orang lansia, penyandang disabilitas, dan orang yang dalam keadaan sakit.
Sumber: www.SafetySign.co.id

EVAKUASI



Evakuasi darurat adalah perpindahan langsung dan cepat dari orang-orang yang menjauh dari ancaman atau kejadian yang sebenarnya dari bahaya. Contoh berkisar dari evakuasi skala kecil sebuah bangunan karena ancaman bom atau kebakaran sampai pada evakuasi skala besar sebuah distrik karena banjir, penembakan atau mendekati badai. Dalam situasi yang melibatkan bahan-bahan berbahaya atau kontaminasi, pengungsi
sebaiknya didekontaminasi sebelum diangkut keluar dari daerah yang terkontaminasi.Alasan melakukan evakuasi Evakuasi dapat dilakukan sebelum, selama atau setelah bencana alam seperti: Letusan gunung berapi,Siklon Banjir,Badai,Gempa bumi atauTsunami.alasan lainnya adalah:Serangan militer,Kecelakaan industri,Kecelakaan nuklir Kecelakaan lalu lintas, termasuk kecelakaan kereta api atau penerbangan,
Kebakaran Pemboman,Serangan teroris Pertempuran militer Kegagalan struktural Virus wabah Perencanaan
Rencana evakuasi darurat dikembangkan untuk memastikan waktu evakuasi teraman dan paling efisien bagi semua penduduk yang diharapkan dari suatu bangunan, kota, atau wilayah. Sebuah tolok ukur kinerja (benchmark) "waktu evakuasi" untuk bahaya yang berbeda dan kondisi dibuat. Benchmark ini dapat dilakukan melalui penggunaan praktik terbaik, peraturan atau menggunakan simulasi,seperti model aliran manusia dalam sebuah bangunan, untuk menentukan benchmark.Perencanaan yang tepat akan menggunakan
beberapa jalan keluar serta teknologi untuk memastikan evakuasi penuh dan lengkap.Pertimbangan untuk sejumlah situasi pribadi yang mungkin mempengaruhi kemampuan individu melakukan evakuasi. Situasi-situasi pribadi itu mungkin termasuk sinyal alarm yang menggunakan tanda/sinyal yang bisa didengar dan dilihat. Peraturan-peraturan seperti kode bangunan dapat digunakan untuk mengurangi kemungkinan panik dengan memungkinkan individu menyiapkan kebutuhan untuk mengevakuasi diri tanpa menyebabkan alarm. Perencanaan yang tepat akan menerapkan pendekatan semua-bahaya sehingga rencana itu dapat digunakan kembali untuk beberapa bahaya yang mungkin ada.Urutan Evakuasi Urutan evakuasi dapat dibagi ke dalam tahap-tahap berikut:
 
1. deteksi
2. keputusan
3. alarm
4. reaksi
5. perpindahan ke area perlindungan atau
stasiun perakitan
6. transportasi
 
Waktu empat tahap pertama biasanya disebut waktu pra-gerakan.Tahapan tertentu berbeda untuk objek yang berbeda, misalnya, untuk kapal terdapat perbedaan antara perakitan dan embarkasi (untuk perahu atau rakit). Perakitan dan embarkasai terpisah satu sama lain. Dengan demikin keputusan apakah akan memasuki
perahu atau rakit biasanya dilakukan setelah pemasangan selesai.Evakuasi berskala kecil Strategi individu melakukan evakuasi di dalam bangunan oleh John Abrahams pada tahun 1994. [1] Variabel independen adalah kompleksitas bangunan dan kemampuan pergerakan individu. Dengan meningkatnya kompleksitas dan berkurangnya kemampuan gerak, perubahan strategi dari "jalan keluar cepat", melalui "jalan keluar lambat" dan"pindah ke tempat yang aman di dalam gedung" (seperti tangga), untuk "tetap di tempat dan menunggu bantuan". Strategi terakhir adalah gagasan menggunakan tempat terlindung (Safe Haven) yang ditunjuk di lantai.Safe Haven adalah bagian dari gedung yang diperkuat untuk berlindung dari bahaya tertentu, seperti kebakaran, asap atau keruntuhan struktural. Beberapa bahaya mungkin memiliki Safe Haven di setiap lantai,sementara bahaya seperti tornado, mungkin memiliki Safe Haven atau ruang aman tunggal.
Biasanya orang dengan mobilitas terbatas diminta untuk melapor ke Safe Haven untuk penyelamatan oleh responden pertama. Pada sebagian besar bangunan, Safe Haven berada di tangga.Evakuasi berskala besar
Evakuasi distrik merupakan bagian dari manajemen bencana. Banyak evakuasi terbesar terjadi menjelang atau dalam serangan militer di saat perang. Evakuasi berskala besar modern biasanya merupakan hasil dari bencana alam..

Rabu, 26 November 2014

TANGGAP DARURAT



Pencarian dan penyelamatan ( bahasa Inggris : search and rescue ; SAR), adalah kegiatan dan usaha mencari, menolong, dan menyelamatkan jiwa manusia yang hilang atau dikhawatirkan hilang atau menghadapi bahaya dalam musibah-musibah seperti pelayaran ,penerbangan, dan bencana. Istilah SAR telah digunakan secara internasional tak heran jika sudah sangat mendunia sehingga menjadi tidak asing bagi orang di belahan dunia manapun tidak terkecuali di Indonesia .Operasi SAR dilaksanakan tidak hanya pada daerah dengan medan berat seperti di laut, hutan, gurun pasir, tapi juga dilaksanakan di daerah perkotaan. Operasi SAR seharusnya dilakuan oleh personal yang memiliki ketrampilan dan teknik untuk tidak membahayakan tim penolongnya sendiri maupun korbannya. Operasi SAR dilaksanakan terhadap musibah penerbangan seperti pesawat jatuh, mendarat darurat dan lain-lain,sementara pada musibah pelayaran bila terjadi kapal tenggelam, terbakar, tabrakan, kandas dan lain-lain. Demikian juga terhadal adanya musibah lainnya seperti kebakaran, gedung runtuh, kecelakaan kereta api dan lain-lain.Terhadap musibah bencana alam, operasi SAR merupakan salah satu rangkaian dari siklus penanganan kedaruratan penanggulan bencana alam. Siklus tersebut terdiri dari pencegahan (mitigasi) ,kesiagaan (preparedness), tanggap darurat (response) dan pemulihan (recovery), dimana operegala aspek yang melingkupinya termasuk masalah keselamatan dan keadaan bahaya, telah diatur oleh badan internasional IMO dan ICAO melalui konvensi internasional. Sebagai pedoman pelaksanaan asi SAR merupakan bagian dari tindakan dalam tanggap darurat. Di bidang pelayaran dan penerbangan, soperasi SAR, diterbitkan IAMSAR Manual yang merupakan pedoman bagi negara anggotanya dalam pelaksaan operasi SAR untuk pelayaran dan penerbangan. Untuk menyeragamkan tindakan agar dicapai suatu hasil yang maksimal maka digunakan suatu Sistem SAR ( SAR Sistem ) yang perlu dipahami bagi semua pihak terlibat. Dalam pelaksanaan operasi SAR melibatkan banyak pihak baik dari militer, kepolisian, aparat pemerintah,
organisasi masyrakat dan lain-lainnya. Demikian juga sesuai dengan ketentuan IMO dan ICAO setiap negara wajib melaksanakan operasi SAR. Instansi yang bertanggung jawab di bidang SAR berbeda-beda untuk setiap negara sesuai dengan ketentuan berlaku di masing-masing negara, di Indonesia tugas tersebut diemban oleh Badan SAR Nasional (BASARNAS).

BORGOL ( INOVASI baru BORGOL )

Borgol adalah alat penahan yang dirancang untuk menyatukan kedua pergelangan tangan seseorang. Terdiri dari dua gelang yang dihubungkan dengan rantai pendek, setiap gelang dapat dibuka dan ditutup dengan kunci. Pemborgolan biasanya dilakukan untuk mencegah seseorang melarikan diri dari tahanan. Ada juga borgol kaki, borgol tangan yang memiliki borgol jempol, dan lain-lain. Borgol dapat dibuat dari baja tahan karat, baja karbon, aluminium, atau polimer.

Perusahaan asal Amerika Serikat Berhasil Bikin Borgol Canggih yang Dilengkapi Kejutan Listrik Tingginya angka kriminalitas membuat sebuah perusahaan asal Amerika bernama Scottsdale Inventions membuat sebuah borgol baru berteknologi canggih. Borgol yang memiliki nomor paten 20120298119 ini dilengkapi dengan kejutan listrik agar tahanan tidak mudah kabur.Borgol dari Scottsdale ini pun mempunyai kemudahan dalam penggunaannya. Untuk menyalakan efek kejutan listrik, borgol canggih ini dilengkapi dengan kontrol wireless. Dengan kemudahan penggunaan tersebut, borgol ini pun diharapkan bisa melumpuhkan tahanan yang mencoba untuk kabur. Pihak perusahaan mengatakan bahwa mereka tak hanya mengembangkan perangkat ini dalam bentuk borgol. Mereka juga bisa mengambangkannya dalam bentuk lain, seperti pengekang wajah, baju pengekang, collar neck,helm dan lain-lain. Selain bisa digunakan untuk memberikan efek kejutan kepada para tahanan, borgol ini pun mempunyai fungsi lain. Pertama, terdapat beberapa level efek kejut yang bisa dihasilkan. Dengan fasilitas ini, petugas bisa memberikan peringatan jika tahanan bertindak tidak sesuai dengan aturan. Berikutnya, borgol ini juga bisa diprogram ulang.Tujuannya adalah agar tahanan hanya bisa bergerak di area tertentu. Jika tahanan keluar dari area yang ditentukan, maka tahanan tersebut akan memperoleh peringatan. Peringatan ini pun bermacam-macam. Bisa berupa kejutan listrik, atau bisa saja tembakan senjata api.

Selain pesulap yang memang sudah menggunakan trik tertentu, rasanya sulit menemukan orang yang bisa melepaskan borgol yang terpasang di tangannya. Bahkan mungkin borgol biasa tersebut hanya mungkin tidak dapat berfungsi jika kamu adalah Batman yang mencoba penjahat super seperti Bane atau Killer Croc.
Meski tentunya penjahat seperti itu hanya ada dalam komik-komik superhero, seorang penemu dari California tetap tertarik membuat inovasi pada borgol. Penemu tersebut diketahui sedang berusaha mengajukan suatu paten pada borgol yang dapat memberikan kejutan atau bahkan membius tahanan yang tidak kooperatif.
Menurut Patentbolt, sebuah blog yang khusus mengulas Hak Kekayaan Intelektual, ide pengajuan paten tersebut sudah jauh melampaui peralatan keamanan penahanan yang umum. Borgol ini dibayangkan sebagai suatu bagian dari sistem pemantauan tahanan yang lebih luas yang dapat secara cerdas memberikan kejutan listrik jika seorang tahanan berada di luar area yang sudah ditetapkan. Bahkan dalam situasi tertentu, borgol ini juga dapat menyuntikkan obat bius yang dapat menenangkan atau melumpuhkan tahanan.
Borgol tersebut juga dapat memantau aktivitas elektrik dari jantung seorang tahanan dan menghindari penerapan sengatan kejutan  jika berada di zona berbahaya. Sistem yang sama mungkin juga dapat diterapkan untuk memanggil bantuan medis untuk tahanan jika dia terdeteksi mengalami gangguan medis berdasarkan pemantauan medis.
Ide tentang alat pemantauan dan penghukuman jarak jauh untuk tahanan mungkin dapat menjadi sistem pengamanan penjara di masa depan. Seperti halnya pembuatan robot penjaga penjara di Korea Selatan.
Bagaimana dengan Indonesia? Rasanya sistem pengamanan tidak hanya penting untuk mencegah tahanan kabur, tapi juga mencegah orang yang tidak berwenang masuk ke dalam penjara, seperti yang terjadi di Lapas Cebongan, Sleman. (TechNewsDaily)
 



SEGITIGA API

Api adalah oksidasi cepat terhadap suatu material dalam proses pembakaran kimiawi, yang menghasilkan panas, cahaya, dan berbagai hasil reaksi kimia lainnya. Proses oksidasi yang lebih lambat seperti pengkaratan atau pencernaan tidak termasuk dalam definisi tersebut. Api berupa energi berintensitas yang bervariasi dan memiliki bentuk cahaya (dengan panjang gelombang juga di luar spektrum visual sehingga dapat tidak terlihat oleh mata manusia) dan panas yang juga dapat menimbulkan asap.
Api (warnanya-dipengaruhi oleh intensitas cahayanya) biasanya digunakan untuk menentukan apakah suatu bahan bakar termasuk dalam tingkatan kombusi sehingga dapat digunakan untuk keperluan manusia (misal digunakan sebagai bahan bakar api unggun, perapian atau kompor gas) atau tingkat pembakar yang keras yang bersifat sangat penghancur, membakar dengan tak terkendali sehingga merugikan manusia (misal, pembakaran pada gedung, hutan, dan sebagainya).
Penemuan cara membuat api merupakan salah satu hal yang paling berguna bagi manusia, karena dengan api, golongan hominids (manusia dan kerabatnya seperti kera) dapat aman dari hewan buas, memasak makanan, dan mendapat sumber cahaya serta menjaga dirinya agar tetap hangat. Bahkan masih banyak masyarakat zaman sekarang tapi terisolir, menganggap api adalah sumber kehidupan segala mahluk hidup.

Api merupakan suatu reaksi kimia (reaksi Oksidasi) yang bersifaat eksotermis dan diikuti oleh evaluasi/ pengeluaran cahaya dan panas serta dapat menghasilkan nyala ,asap dan bara.
Untuk memulai suatu proses terjadinya api harus terdapat tiga unsur, yaitu :
1.bahan bakar/benda
2.oksigen
3.sumber panas

bilamana ketiga unsur tersebut berada dalam suatu konsentrasi yang memenuhi syarat, timbullah reaksi oksidasi atau dikenal dengan proses Pembakaran.

Kehadiran ketiga unsur tadi (yang berada dalam suatu konsentrasi yang setimbang), maka akan timbul reaksi kimia untuk terjadinya API AWAL.
Sebagian panas akan diserap oleh bahan bakar yang kemudian melepaskan uap dan gas yang dapat menyala berganti-ganti bercampur dengan oksigen.Nyala ini akan terus berlangsung selama ketiga unsur itu berada dalam konsentrasi yang seimbang .

 Jadi pada proses terjadinya api harus terdapat tiga unsur ,yaitu :
1.bahan bakar/benda yang harus menjadi uap dulu
2.oksigen yang cukup untuk menentukan titik nyala
3.sumber panas sebagai alat oksidasi


bilamana keadaan suhu telah sampai pada titik nyala suatu bahan bakar,maka ketiga unsur tersebut akan memproduksi api, yang tergabung membentuk SEGITIGA API ( TRIANGLE).

Sekali proses pembakaran dimulai dan bahan bakar serta oksigen tersebut dalam jumlah besar , maka panas yang timbul akan lebih besar lagi.

Reaksi ini terus berlangsung hingga semua bahan bakar habis, dan panas telah terbuang ataupun oksigen terpakai habis, sehingga suhu bakar berkurang dibawah titik nyalanya dan proses pembakaran akan berangsur-angsur berhenti..
Untuk mempertahankan agar api tersebut tetap berlangsung ada unsur lain yang cukup penting yang tidak dapat dipisahkan dari ketiganya,Ini merupakan unsur yang keempat yang dikenal dengan  Rantai Reaksi Kimia.

Dengan Demikian karena adanya tambahan unsur ke empat, maka segitiga terjadinya api dikembangkan lebih sempurna lagi menjadi empat unsur yang kini disebut dengan empat bidang terjadinya api ( The Fire Tetrahedron of Combustion)digambar kan seperti paramid.


Sumber  : http://ilmubayoe.blogspot.com/2013/03/teori-dasar-terjadinya-api.html

PENAGGULANGAN,PENCEGAHAN & EVAKUASI KEBAKARAN


 

Banyak sekali berita tentang kebakaran rumah di tahun 2007 ini. Banyak korban jiwa dan harta benda yang dilalap si jago merah. Sejauh-manakah kita telah siap untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran di rumah? Apabila rumah anda sudah diansuransikan, bukan berarti anda bisa bersikap masa bodoh terhadap bencana ini. Banyak dokumen yang mungkin anda harus buat lagi, dan yang paling penting adalah kepedulian anda terhadap tetangga sekitarnya. Rumah-rumah di kampung atau bahkan di real-estate saling berhimpitan, hanya dibatasi oleh satu dinding. Bencana kebakaran di rumah anda, berarti ancaman juga bagi tetangga kanan-kiri. Di bawah ini ada beberapa saran sederhana untuk hal-hal yang berhubungan dengan kebakaran di rumah.

Pencegahan           

1.      Sudahkah kompor dimatikan? Kompor minyak tanah dan gas harus di rawat dengan baik, sehinnga api bisa menyala dengan baik. Untuk kompor minyak tanah, pastikan sumbu kompor masih panjang. Untuk kompor gas pastikan tidak ada kebocoran di selang atau sistem yang lain. Kalau perlu dipasang gas detector.
2.      Lampu penerangan dengan bahan bakar minyak sebaiknya dimatikan sebelum tidur.
3.      Apabila menggunakan nyamuk bakar, pastikan ditaruh di tempat yang aman. Jauh dari benda-benda yang mudah terbakar.
4.      Pastikan bahwa instalasi listrik di rumah anda aman. Ketahuilah berapa besar daya yang bisa dipakai di rumah, dengan melihat circuit breaker di meteran rumah. Apabila tertulis 10A, secara sederhana berarti daya yang bisa dipakai adalah sebesar 10 x 220 = 2200 Watt. Dan perhatikan pula pembagian beban dan jebes kabel yang dipakai.
5.      Pembebanan yang berlebihan pada satu stop kontak akan menyebabkan kabel panas dan akan bisa memicu kebakaran. Ini biasanya dilakukan dengan penumpukan beberapa stop kontak atau T pada satu titik sumber listrik.
6.      Pastikan stop kontak dan steker (kontak tusuk) dalam keadaan baik. Sehingga waktu steker dimasukkan dalam stop kontak, terjadi sambungan yang stabil (tidak bergerak-gerak, orang Jawa bilang oglak-aglik). Karena ini akan menimbulkan percikan api yang dapat memicu kebakaran.
7.      Pergunakan pemutus arus listrik (sekering) yang sesuai, jangan dibesarkan.
8.      Apabila ada kabel listrik yang terkelupas atau terbuka, harus segera diperbaiki. Karena bisa menyebabkan hubungan pendek.
9.      Jangan sekali-kali mencantol listrik, karena anda tidak memiliki sistem pengaman yang sesuai. Dan PLN biasanya sudah memperhitungkan distribusi beban listrik, apabila ada beban berlebihan akan mengganggu jaringan listrik yang ada.

Penanggulangan    
        
1.      Pasang detektor asap di langit-langit rumah, di luar kamar tidur dan disetiap lantai untuk rumah betingkat. Alat ini perlu di test setiap bulan untuk memastikan selalu dalam kondisi baik.
2.      Sediakan alat pemadam kebakaran di rumah anda. Apabila anda bisa membelinya, siapkanlah selimut pemadam (fire blanket) untuk di dapur dan kamar tidur. Juga pemadam kebakaran, untuk rumah pakailah pemadam kebakaran jenis bubuk (powder).
3.      Apabila anda tidak mau membeli peralatan di atas, persiapkanlah pemadam kebakaran dari ledeng rumah. Siapkan selang yang cukup panjang, dan quick connection. Pasang beberapa qucik connection di keran rumah anda, terutama apabila rumah anda cukup luas. Sehingga ada beberapa titik untuk bisa memasang selang anda dengan cepat.
4.      Juga sebagai pengganti fire blanket, sediakan karung goni (karung beras yang terbuat dari serat manila hennep). Basahi karung goni sebelum dipakai untuk memadamkan api.
5.      Panggil pemadam kebakaran apabila masih sempat. Pasang nomor penting dekat telephone, atau program telephone untuk nomor-nomor penting. Ingat bahwa mereka tidak akan datang dalam waktu singkat, kemungkinan api telah berkobar lebih besar.

 Penyelamatan diri  

Kasus seperti yang saya uraikan di blog sebelum ini tidak perlu terjadi apabila penghuni rumah sudah melakukan pengenalan dan pengecekan rumah dengan seksama.
1.      Buat rencana penyelamatan diri bersama dengan keluarga, dengan menentukan sedikitnya dua jalur keluar dari setiap kamar. Ini bisa melalui pintu ataupun jendela, jadi perhatikan apakah teralis rumah akan mengganggu rencana ini. Buatlah denah penyelamatan diri di rumah bersama dengan keluarga.
2.      Persiapkan lampu senter di dekat tempat tidur.
3.      Saat kebakaran, sebenarnya asap yang membuat orang menjadi panik dan tidak dapat bernafas dengan leluasa. Merangkaklah atau merunduk di bawah, tutup mulut dan hidung dengan kain yang dibasahi.
4.      Keluarlah dari pintu atau jendela yang terdekat menuju ke tempat yang aman. Pastikan bahwa pintu dapat dengan cepat dibuka pada kondisi darurat, demikian pula jika harus melalui jendela.
5.      Apabila terjebak api, pastikan balut tubuh anda dengan selimut tebal yang dibasahi. Ini hanya dilakukan sebagai pilihan terakhir apabila tidak ada jalan lain kecuali menerobos kobaran api. 

Lingkungan yang aman     
 
Banyak kebakaran sudah terlambat untuk dipadamkan karena linkungan sekitar terlalu padat. Jalan terlalu sempit untuk dilalui mobil pemadam kebakaran dan sumber air sulit didapatkan. Untuk menciptakan lingkungan yang aman, berarti juga lingkungan harus mempersiapkan diri jika terjadi kebakaran. Lingkungan sekitar perlu dirapikan sehingga apabila ada kondisi darurat dengan mudah dicapai oleh mobil pemadam kebakaran, ketahui lokasi pemadam kebakaran terdekat dan apabila ada hydrant disekitar perlu dicheck apakah masih berfungsi. Lingkungan yang aman bisa terwujud apabila warga sekitar memiliki kesadaran akan keselamatan. 
Sumber : https://sbaskoro.wordpress.com/2007/11/01/pencegahan-dan-penanggulangan-kebakaran-serta-serta-penyelamatan-diri/


Minggu, 16 November 2014

RESIKO KECELAKAAN KERJA


Menurut teori domino effect kecelakaan kerja H.W Heinrich, kecelakaan terjadi melalui hubungan mata-rantai sebab-akibat dari beberapa faktor penyebab kecelakaan kerja yang saling berhubungan sehingga menimbulkan kecelakaan kerja (cedera ataupun penyakit akibat kerja / PAK) serta beberapa kerugian lainnya.

Terdapat beberapa faktor penyebab kecelakaan kerja, antara lain : penyebab langsung kecelakaan kerja, penyebab tidak langsung kecelakaan kerja dan penyebab dasar kecelakaan kerja.

Termasuk dalam faktor penyebab langsung kecelakaan kerja ialah kondisi tidak aman/berbahaya (unsafe condition) dan tindakan tidak aman/berbahaya (unsafe action). Kondisi tidak aman, beberapa contohnya antara lain : tidak dipasang (terpasangnya) pengaman (safeguard) pada bagian mesin yang berputar, tajam ataupun panas, terdapat instalasi kabel listrik yang kurang standar (isolasi terkelupas, tidak rapi), alat kerja/mesin/kendaraan yang kurang layak pakai, tidak terdapat label pada kemasan bahan (material) berbahaya, dsj. Termasuk dalam tindakan tidak aman antara lain : kecerobohan, meninggalkan prosedur kerja, tidak menggunakan alat pelindung diri (APD), bekerja tanpa perintah, mengabaikan instruksi kerja, tidak mematuhi rambu-rambu di tempat kerja, tidak melaporkan adanya kerusakan alat/mesin ataupun APD, tidak mengurus izin kerja berbahaya sebelum memulai pekerjaan dengan resiko/bahaya tinggi.

Termasuk dalam faktor penyebab tidak langsung kecelakaan kerja ialah faktor pekerjaan dan faktor pribadi. Termasuk dalam faktor pekerjaan antara lain : pekerjaan tidak sesuai dengan tenaga kerja, pekerjaan tidak sesuai sesuai dengan kondisi sebenarnya, pekerjaan beresiko tinggi namun belum ada upaya pengendalian di dalamnya, beban kerja yang tidak sesuai, dsj. Termasuk dalam faktor pribadi antara lain : mental/kepribadian tenaga kerja tidak sesuai dengan pekerjaan, konflik, stress, keahlian yang tidak sesuai, dsj.

Termasuk dalam faktor penyebab dasar kecelakaan kerja ialah lemahnya manajemen dan pengendaliannya, kurangnya sarana dan prasarana, kurangnya sumber daya, kurangnya komitmen, dsb.

Menurut teori efek domino H.W Heinrich juga bahwa kontribusi terbesar penyebab kasus kecelakaan kerja adalah berasal dari faktor kelalaian manusia yaitu sebesar 88%. Sedangkan 10% lainnya adalah dari faktor ketidaklayakan properti/aset/barang dan 2% faktor lain-lain. Gambar di bawah ialah ilustrasi dari teori domino effect kecelakaan kerja H.W. Heinrich.

DEFINISI INSIDEN

Dalam standar OHSAS 18001:2007 dijabarkan beberapa definisi (pengertian) mengenai Insiden, Kecelakaan Kerja dan juga Nearmiss (hampir celaka). Ketiga istilah di atas memiliki pengertian, arti dan definisi berbeda sebagaimana hal berikut di bawah :

Pengertian (Definisi) Insiden ialah kejadian yang berkaitan dengan pekerjaan dimana cedera, penyakit akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian) dapat terjadi. Termasuk insiden ialah keadaan darurat.

Pengertian (Definisi) Kecelakaan Kerja ialah insiden yang menimbulkan cedera, penyakit akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian).

Pengertian (Definisi) Nearmiss ialah insiden yang tidak menimbulkan cedera, penyakit akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian).

Pengertian (Definisi) Keadaan Darurat ialah keadaan sulit yang tidak diduga (terduga) yang memerlukan penanganan segera supaya (agar) tidak terjadi kecelakaan. 

Kecelakaan Kerja
Kecelakaan Kerja
Nearmiss
Nearmiss

HUBUNGAN PENGENDALIAN RESIKO

Resiko/bahaya yang sudah diidentifikasi dan dilakukan penilaian memerlukan langkah pengendalian untuk menurunkan tingkat resiko/bahaya-nya menuju ke titik yang aman.

Pengendalian resiko merupakan suatu hierarki (dilakukan berurutan sampai dengan tingkat resiko/bahaya berkurang menuju titik yang aman). Hierarki pengendalian tersebut antara lain ialah eliminasi, substitusi, perancangan, administrasi dan alat pelindung diri (APD) yang terdapat pada tabel di bawah :

HIERARKI PENGENDALIAN RESIKO/BAHAYA K3
ELIMINASIEliminasi Sumber BahayaTempat Kerja/Pekerjaan Aman Mengurangi Bahaya
SUBSTITUSISubstitusi Alat/Mesin/Bahan
PERANCANGANModifikasi/Perancangan Alat/Mesin/Tempat Kerja yang Lebih Aman
ADMINISTRASIProsedur, Aturan, Pelatihan, Durasi Kerja, Tanda Bahaya, Rambu, Poster, LabelTenaga Kerja Aman Mengurangi Paparan
APDAlat Perlindungan Diri Tenaga Kerja
Pengendalian Resiko/Bahaya dengan cara eliminasi memiliki tingkat keefektifan, kehandalan dan proteksi tertinggi di antara pengendalian lainnya. Dan pada urutan hierarki setelahnya, tingkat keefektifan, kehandalan dan proteksi menurun seperti diilustrasikan pada gambar di bawah :

Hierarki Pengendalian Resiko
Hierarki Pengendalian Resiko

PENGERTIAN BAHAYA DALAM K3


 

Pengertian (definisi) bahaya (hazard) ialah semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan cedera (kecelakaan kerja) dan atau penyakit akibat kerja (PAK) - definisi berdasarkan OHSAS 18001:2007. Secara umum terdapat 5 (lima) faktor bahaya K3 di tempat kerja, antara lain : faktor bahaya biologi(s), faktor bahaya kimia, faktor bahaya fisik/mekanik, faktor bahaya biomekanik serta faktor bahaya sosial-psikologis. Tabel di bawah merupakan daftar singkat bahaya dari faktor-faktor bahaya di atas :

Faktor Bahaya Biologi
  1. Jamur.
  2. Virus.
  3. Bakteri.
  4. Tanaman.
  5. Binatang.
Faktor Bahaya Kimia
  1. Bahan/Material/Cairan/Gas/Debu/Uap Berbahaya
  2. Beracun.
  3. Reaktif.
  4. Radioaktif.
  5. Mudah Meledak.
  6. Mudah Terbakar/Menyala.
  7. Iritan.
  8. Korosif.
Faktor Bahaya Fisik/Mekanik
  1. Ketinggian.
  2. Konstruksi (Infrastruktur).
  3. Mesin/Alat/Kendaraan/Alat Berat.
  4. Ruangan Terbatas (Terkurung).
  5. Tekanan.
  6. Kebisingan.
  7. Suhu.
  8. Cahaya.
  9. Listrik.
  10. Getaran.
  11. Radiasi.
Faktor Bahaya Biomekanik
  1. Gerakan Berulang.
  2. Postur/Posisi Kerja.
  3. Pengangkutan Manual.
  4. Desain tempat kerja/alat/mesin.
Faktor Bahaya Sosial-Psikologis
  1. Stress.
  2. Kekerasan.
  3. Pelecehan.
  4. Pengucilan.
  5. Intimidasi.
  6. Emosi Negatif.

PENERAPAN K3


 

Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) memiliki bebrapa tujuan dalam pelaksanaannya berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Di dalamnya terdapat 3 (tiga) tujuan utama dalam Penerapan K3 berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yaitu antara lain :

  1. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja.
  2. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
  3. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional.
Sehingga dari penjabaran tujuan penerapan K3 di tempat kerja berdasarkan Undang-Undang nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja di atas terdapat harmoni mengenai penerapan K3 di tempat kerja anatara Pengusaha, Tenaga Kerja dan Pemerintah/Negara.

DASAR HUKUM K3

Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) memiliki beberapa dasar hukum pelaksanaan. Di antaranya ialah Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Permenaker No 4 Tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3). Rangkuman dasar-dasar hukum tersebut antara lain :

UU No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja :
  1. Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
  2. Adanya tenaga kerja yang bekerja di sana.
  3. Adanya bahaya kerja di tempat itu.
Permenaker No 5 Tahun 1996 Tentang Sistem Manajemen K3 :
Setiap perusahaan yang memperkerjakan seratus tenaga kerja atau lebih dan atau yang mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja (PAK).
Permenaker No 4 Tahun 1987 Tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) :
  1. Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus memperkerjakan 100 orang atau lebih.
  2. Tempat kerja dimana pengusaha memperkerjakan kurang dari seratus orang tetapi menggunakan bahan, proses dan instalasi yang memiliki resiko besar akan terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan dan pencemaran radioaktif.

DEFINISI K3

Terdapat beberapa pengertian dan definisi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang dapat diambil dari beberapa sumber, di antaranya ialah pengertian dan definisi K3 menurut Filosofi, menurut Keilmuan serta menurut standar OHSAS 18001:2007.

Berikut adalah pengertian dan definisi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) tersebut :

Filosofi (Mangkunegara) :
Suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur.
Keilmuan :
Semua Ilmu dan Penerapannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja (PAK), kebakaran, peledakan dan pencemaran lingkungan.
OHSAS 18001:2007 :
Semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja.
Pengertian/definisi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di atas merupakan pengertian/definisi K3 yang secara umum digunakan dan diajarkan, namun di luar referensi di atas masih banyak referensi mengenai pengertian/definisi K3 baik menurut ILO ataupun OSHA namun tidak kami bahas dalam artikel ini sehingga bisa didapatkan melalui penelusuran di mesin pencarian internet.

DRILL BORGOL POLRI

 Borgol Sebagai Alat Penangkis

Drill borgol seri 3 atau borgol sebagai alat penangkis terdiri dari 5 (lima) gerakan :
  1. Posisi sikap sempurna
    Aba-aba: Borgol di Tangan... Sarung borgol dibuka, borgol dipegang tangan kanan, tangan kiri di atas tangan kanan, pandangan mengarah ke borgol,
    Aba-aba: Grak.... Posisi sikap sempurna namun borgol dipegang oleh tangan kanan,
    Aba-aba: Borgol di kedua tangan... Posisi kedua ibu jari tangan masuk ke dalam lubang borgol, besi yang tebal ada di atas, besi yang tipis di bawah, kedua tangan di bawah posisi sikap sempurna,
    Aba-aba: Grak... Borgol dinaikkan, posisi tangan di pinggang, kaki kiri mundur satu langkah, kuda-kuda miring depan, borgol menangkis serangan ke arah atas .
  2. Kaki kanan mundur satu langkah, kuda-kuda sama, borgol menangkis serangan arah leher bagian kiri, posisi tangan kiri di atas tangan kanan.
  3. Kaki kiri mundur satu langkah, kuda-kuda sama, borgol menangkis serangan arah rusuk bagian kanan, posisi tangan kanan di atas tangan kiri.
  4. Kaki kanan mundur satu langkah, kuda-kuda sama, borgol menangkis serangan arah ulu hati, posisi tangan kiri di atas tangan kanan.
  5. Kaki kiri mundur satu langkah, kuda-kuda sama, borgol menangkis serangan arah kemaluan, selesai.
    Aba-aba: Selesai... Kaki kiri maju rapat dengan kaki kanan, balik kanan, lanjut kembali gerakan pertama,
    Aba-aba: Borgol di Tangan... Kembali ke posisi sikap sempurna, namun borgol masih dipegang kedua tangan.
    Aba-aba: Sarungkan Borgol... Buka pengunci borgol, borgol dimasukkan, dikunci, tangan kanan memegang sarung borgol, tangan kiri di atas tangan kanan,
    Aba-aba: Grak... Kembali ke posisi sikap sempurna.
Untuk Seri SelanjutnyaKILIK DISINI

DRILL BORGOL SERIES

 BORGOL SEBAGAI ALAT PEMUKUL

 
Borgol sebagai alat pemukul terdiri dari lima gerakan. Posisi awal sikap sempurna,
Aba-aba: Borgol di tangan... Sarung borgol dibuka, borgol dipegang oleh tangan kanan, tangan kiri di atas tangan kanan, pandangan ke arah borgol.
Aba-aba: Grak... Posisi sikap sempurna borgol di tangan kanan, siap melakukan gerakan pertama.

Gerakan Pertama : kuda-kuda, kaki kiri maju satu langkah, posisi kuda-kuda miring depan arah pukulan dari belakang kepala menyerang arah depan kepala lawan atau dahi, posisi tangan kiri di samping.

Gerakan Kedua : kaki kanan maju satu langkah, posisi kuda-kuda miring, serangan mengarah ke leher kiri lawan, arah serangan dari samping kepala, posisi tangan kiri di samping .

Gerakan Ketiga : kaki kiri maju satu langkah, posisi kuda-kuda miring, serangan mengarah ke iga sebelah kanan lawan, arah serangan sebelah kiri.

Gerakan Keempat : kaki kanan maju satu langkah, posisi kuda-kuda miring, serangan mengarah ke ulu hati lawan, arah serangan dari samping kanan menusuk ke depan dengan ujung borgol, posisi tangan kiri di samping.

Gerakan Kelima : kaki kiri maju satu langkah, kuda-kuda miring, serangan mengarah ke arah kemaluan lawan, arah serangan dari belakang mengarah ke kemaluan lawan, tangan kiri di samping. Selesai, dilanjut balik kanan posisi Gerakan Pertama.

Aba-aba: Borgol di tempat... Borgol dimasukkan ketempatnya, tangan kanan tetap memegang tempat borgol, tangan kiri di atas tangan kanan.
Aba-aba: Grak... Kembali ke posisi sikap sempurna.

DRILL BORGOL POLRI


Drill Borgol POLRI dibagi menjadi beberapa bagian :
  1. Borgol sebagai alat pemborgol
  2. Borgol sebagai alat pemukul
  3. Borgol sebagai alat penangkis
Ketiga bagian ini dapat dilaksanakan secara sambung menyambung atau dilaksanakan secara terpisah.

Sebelum melaksanakan gerakan sebaiknya mengenal dahulu mengenai kuda-kuda atau posisi dalam melaksanakan gerakan. Kuda-kuda yang digunakan sama seperti kuda-kuda dalam latihan beladiri, karena gerakan-gerakan dalam Drill ini adalah sebagai usaha beladiri dalam melaksanakan tugas.

BORGOL SEBAGAI ALAT PEMBORGOL
Drill Borgol POLRI ada 10 (sepuluh) gerakan :
  1. Posisi sikap sempurna.
    Aba-aba: Borgol di tangan... Tangan kanan memegang borgol sementara tangan kiri di atas tangan kanan, pandangan ke arah borgol.
    Aba-aba: Siap.... Langsung gerakan pertama, kaki kiri maju kuda-kuda rendah depan tangan kiri posisi menangkap tangan tangan lawan yang mengarah ke kepala dari arah depan, tangan kanan yang memegang borgol posisi memborgol tangan yang ditangkap tangan kiri.
  2. Posisi gerakan pertama, kuda-kuda maju setengah langkah, gerakan sama dengan gerakan pertama.
  3. Dari posisi gerakan kedua, hadap kiri , posisi gerakan dan kuda-kuda sama dengan gerakan pertama.
  4. Posisi gerakan ketiga, kuda-kuda maju setengah langkah.
  5. Dari posisi gerakan keempat, balik kiri, posisi gerakan dan kuda-kuda sama dengan gerakan pertama.
  6. Posisi gerakan kelima, kuda-kuda maju setengah langkah, posisi gerakan dan kuda-kuda sama dengan gerakan pertama.
  7. Dari posisi gerakan keenam balik kanan, posisi gerakan dan kuda-kuda sama dengan gerakan pertama.
  8. Posisi gerakan ketujuh, kuda-kuda maju setengah langkah, posisi gerakan dan kuda-kuda sama dengan gerakan pertama.
  9. Dari posisi gerakan kedelapan hadap kiri, tangan kiri menangkap tangan lawan yang menyerang ke arah bawah, tangan kanan memborgol tangan lawan yang ditangkap oleh tangan kiri.
  10. Dari posisi gerakan kesembilan, kuda-kuda maju setengah langkah, posisi gerakan dan kuda-kuda sama dengan gerakan kesembilan, selesai.
    Aba-aba: Selesai... Posisi sikap sempurna borgol masih dipegang oleh tangan kanan.
    Aba-aba: Sarungkan Borgol... Borgol dimasukkan ke dalam tempatnya, tangan kanan masih memegang tempat borgol tangan kiri di atas tangan kanan, pandangan mata ke arah borgol.
    Aba-aba: Grak... Posisi sikap sempurna. 
Ikuti juga Artikel SERI Selanjutnya :SERI SELAJUTNYA

MATERI DASAR K3


Materi (Slide) Dasar-Dasar K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) berfungsi untuk memberikan pelatihan (pengajaran) dasar pengetahuan dan wawasan serta syarat-syarat penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan) di tempat kerja khusunya bagi tenaga kerja ataupun peserta didik / training (pelatihan) lainnya.

Di dalam materi (slide) dasar-dasar K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) memuat 31 (tiga puluh satu) topik pokok bahasan di dalamnya antara lain sebagai berikut :

  1. DEFINISI K3
  2. DASAR HUKUM K3


  • Tujuan Penerapan K3.
  • Pengertian Bahaya dan Faktor-Faktor Bahaya di Tempat Kerja.
  • Pengertian (Definisi) Resiko dan Penilaian Resiko K3.
  • Hierarki Pengendalian Resiko/Bahaya K3.
  • Pengertian Kecelakaan Kerja dan Insiden Kerja.
  • Sebab-sebab Kecelakaan Kerja (Domino Effect H.W. Heinrich).
  • Kerugian Kecelakaan Kerja (Teori Gunung Es Kecelakaan Kerja).
  • Piramida Kecelakaan Kerja.
  • Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja.
  • Penyakit Akibat Kerja (PAK).
  • Tanggap Darurat K3.
  • Pengertian (Definisi) Api dan Kebakaran.
  • Tahap-tahap Kebakaran.
  • Metode (Cara) Pemadaman Api/Kebakaran.
  • 6 (Enam) Kelas Kebakaran berdasarkan NFPA dan Media Pemadamannya.
  • Tata Cara Penggunaan Tabung Pemadam (APAR).
  • Alat Pelindung Diri (APD).
  • LOTO (Lockout Tagout).
  • Izin Kerja K3.
  • Budaya 5R.
  • Langkah-langkah Penerapan 5R di Tempat Kerja.
  • Pengendalian Visual 5R di Tempat Kerja.
  • Tanda (Label) Kode Warna Perpiapaan di Tempat Kerja.
  • Label Kemasan Bahan (Material) Berbahaya (B3).
  • Label Transportasi Bahan (Material) Berbahaya (B3).
  • Rambu-Rambu K3 (Safety Signs).
  • Kewajiban Pengusaha/Pengurus Terhadap Penerapan K3.
  • Kewajiban Tenaga Kerja Terhadap Penerapan K3.
  • Syarat-Syarat K3 di Tempat Kerja.
  • Kami akan menjelaskan satu-persatu semua Materi yang tercantum silahkan di klik 

    SAFETY


     



      Definisi tentang K3 adalah yang dirumuskan oleh ILO/WHO Joint Safety and Health Committee, yaitOccupational Health and Safety is the promotion and maintenance of the highest degree of physical, mental and social well-being of all occupation; the prevention among workers of departures from health caused by their working conditions; the protection of workers in their employment from risk resulting from factors adverse to health; the placing and maintenance of the worker in an occupational environment adapted to his physiological and psychological equipment and to summarize the adaptation of work to man and each man to his job.
     
       Bila dicermati definisi K3 di atas maka definisi tersebut dapat dipilah-pilah dalam beberapa kalimat yang menunjukkan bahwa K3 adalah :
    Promosi dan memelihara deraja tertinggi semua pekerja baik secara fisik, mental, dan kesejahteraan sosial di semua jenis pekerjaan ;  Untuk mencegah penurunan kesehatan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan mereka ; Melindungi pekerja pada setiap pekerjaan dari risiko yang timbul dari faktor-faktor yang dapat mengganggu kesehatan ; Penempatan dan memelihara pekerja di lingkungan kerja yang sesuai dengan kondisi fisologis dan psikologis pekerja dan    untuk menciptakan kesesuaian antara pekerjaan dengan pekerja dan setiap orang dengan tugasnya.
          Dari pengertian di atas dapat diambil suatu tujuan dari K3 yaitu untuk menjaga dan meningkatkan status kesehatan pekerja pada tingkat yang tinggi dan terbebas dari faktorfaktor di lingkungan kerja yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan.  Definisi K3 yang dirumuskan oleh ILO dan WHO dapat ditelaah dengan menggunakan sistematika 4W (What, Who, When, Where) dan 1 H (How).

    What ( Apakah/apa)
         
    Kata “what” berarti apa atau apakah. Dalam konteks pembahasan ini sesuai dengan definisi di atas maka yang dimaksud dengan what adalah apa yang menjadi perhatian dalam keilmuan K3. Dari definisi di atas terlihat konsern K3 yang dirumuskan lebih memperhatikan aspek kesehatan dengan penekanan terhadap pengendalian terhadap potensi-potensi hazard yang ada di lingkungan kerja. Pada definisi di atas juga terlihat sedikit mengenai aspek keserasian antara pekerja dengan pekerjaan dan lingkungan kerja (aspek ergonomic).

    Who ( Siapa )
         Pada definisi di atas yang dimaksud dengan “who” adalah semua pekerja yang berada di tempat kerja mulai dari level tertingi dalam manajemen sampai level terendah. Aspek yang diperhatikan meliputi fisik, mental dan kesejahteraan sosial.

    When ( Kapan )
       Bila merujuk pada definisi di atas yang mana terdapat kata promotion, prevention, protection,dan maintenance, menunjukkan bahwa K3 dalam penerapannya dilakukan di semua tahapan proses. Tahapan yang dimaksud misalnya tahap disain (preventif dan promotif), tahap proses berjalan (protection dan maintenance) serta dapat dilakukan pada saat pasca operasi khusunya untuk penanganan masalah keselamatan dan kesehatan produk dan masalah limbah produksi.

    Where ( Dimana )
        Where yang berarti di mana pada definisi di atas berarti tempat di mana K3 harus di jalankan atau dilaksanakan. Bila merujuk pada definisi di atas, maka tempat penerapan K3 adalah pada setiap pekerjaan di lingkungan kerja.

    How ( Bagaimana )
         How yang berarti bagaimana maksudnya adalah bagaimana metode untuk melaksanakan K3 di lingkungan kerja pada semua jenis pekerjaan. Terlihat bahwa penerapan K3 menurut ILO/WHO adalah dengan melakukan promotive, preventive, protective, maintenance dan adaptative. 

    Sum ber :
    www.yossayogaswara.com/index.php?...pengertian-dasar-k3.

    Syarat Umum Menjadi SATPAM


     

     Warga negara Indonesia
    Untuk bisa menjadi seorang satpam, anda harus warga negara Indonesia (WNI)  dan bukan warga negara asing (WNA). Hal ini berlaku untuk semua instansi pemerintah dan perorangan. Bagi anda yang bukan WNI yang ingin menjadi satpam maka anda harus mengubah status WNA anda menjadi WNI

    Lulus tes kesehatan dan kesamaptaan
    Seorang satpam harus memiliki fisik yang kuat dan sehat, oleh karena itu untuk menjadi seorang satpam anda harus lulus tes kesehatan dan kesamaptaan. Untuk melakukan tes kesehatan anda bisa melakukannya di rumah sakit setempat atau yang ditunjuk oleh perusahaan tempat anda melamar pekerjaan. Sedangkan untuk tes kesamaptaan ada juga yang dilakukan di tempat melamar pekerjaan atau di tempat pelatihan satpam.

    Lulus psikotes
    Selain fisik yang kuat dan sehat, seorang satpam juga diharapkan memiliki karakter dan mental serta moral yang baik karena memiliki seorang satpam memiliki tugas untuk menjag keamanan. Oleh karena itu seorang satpam harus melalui tes psikotes yang biasanya diselenggarakan oleh perusahaan tempat anda melamar pekerjaan atau di tempat pelatihan satpam.

    Bebas narkoba
    Seorang satpam harus terbebas dari narkoba karena tuntutan tugasnya yang membutuhkan konsentrasi yang tinggi maka jangan sampai seorang satpam adalah pengguna narkoba. Untuk itu anda harus memperoleh surat keterangan bebas narkoba dari rumah sakit setempat atau yang ditunjuk oleh perusahaan tempat anda melamar pekerjaan.

    Pendidikan paling rendah sekolah menengah umum
    Walaupun terkadang persyaratan ini tidak dicantumkan oleh beberapa perusahaan akan tetapi sebaiknya sebagai seorang satpam anda memiliki pendidikan paling rendah sekolah menengah umum (SMU). Walau tidak menutup kemungkinan ada yang menerima walaupun hanya memiliki pendidikan di bawah SMU.

    Memiliki tinggi badan minimal 165 cm untuk pria dan minimal 160 cm untuk wanita
    Fisik yang proposional sangat menunjang kerja seorang satpam, oleh karena itu untuk menjadi seorang satpam anda harus memiliki tinggi badan minimal 165 cm bagi pria dan 160 cm bagi wanita. Faktor fisik sangat berperan penting untuk menunjukan wibawa anda sebagai seorang satpam.

    Memiliki usia minimal 20 tahun dan maksimal 30 tahun
    Persyaratan ini memang terkadang tidak bisa diterapkan karena ada juga pensiunan tentara dan polisi yang menjadi satpam. Akan tetapi persyaratan umum ideal untuk menjadi seorang satpam adalah memiliki usia minimal 20 tahun dan maksimal 30 tahun.
    Demikian beberapa persyaratan umum yang perlu anda perhatikan saat ingin menjadi seorang satpam.